Jantung: Pusat Kendali Tubuh

Posted by Ahmad Ghozali


Dalam istilah kedokteran kata “Heart” dalam bahasa Inggris dan “Qalbun” dalam bahasa Arab mempunyai makna jantung, bukan hati seperti yang dipikir oleh manusia kebanyakan. Hal ini diperkuat dengan penelitian terkini yang menunjukkan bahwa jantung dapat memahami perasaan, memiliki memori, dan mempunyai pengaruh besar terhadap otak. Jantung pun mulai menjalankan fungsinya sejak embrio dalam kandungan baru berusia 21 hari, jauh sebelum otak terbentuk.

Komposisi jantung berisi jaringan neuron rumit yang mengeluarkan hormon-hormon pengendalian ke seluruh badan. Sehingga ia dapat mengingat, merasa dan mengendalikan emosi setiap detakannya dengan mengirim pesan-pesan ke otak dan semua organ-organ tubuh. Pesan-pesan tersebut tak lebih dari sinyal-sinyakl elektromagnetik yang berubah sesuai kondisi jantung.

Pada 11 Agustus 2007 lalu, koran Washington Post memuat laporan tentang Peter Houghton yang melakukan operasi pencangkokan jantung buatan. Peter merasa telah kehilangan perasaan dan kemampuan untuk mencintai orang dekatnya.

Prof Gary E. Schwartz spesialis Kejiwaan di Universitas Arizona melakukan penelitian yang melibatkan lebih dari 300 pasien yang melakukan operasi pencangkokan jantung. Dia menemukan kalau semua pasien itu mengalami berbagai perubahan psikologis setelah operasi.

Temuan juga didapat pada seorang wanita bersuami seorang pria atheis yang kemudian menembak dirinya sendiri. Dokter mengatakan jantung pria tersebut sehat, lalu dicangkokkan pada seorang pria beriman yang memerlukan. Secara tidak sengaja, pria beriman ini bertemu dengan wanita (janda pria yang bunuh diri) tadi. Saat dia melihat janda ini, ia merasa telah mengenalnya yang kemudian menikahinya. Yang mengejutkan, pria beriman tersebut menjadi atheis dan kemudian bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri dan mati dengan cara yang sama seperti pria pertama. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa kesadaran dan pusat pemikiran ada di jantung, bukan di otak.

Hingga saat ini, ilmuwan Barat tidak memahami fenomena ini dan rahasia dibalik perubahan psikologis yang mereka temukan tersebut. “Ilmuwan biasa memperlakukan tubuh manusia ibarat sebuah mesin dan kami tidak pernah memperhatikan mengenai relasi antara perasaan dengan organ tubuh kita.” Ujar Rof Arthur Caplan , Kepala Etika Medis di Universitas of Pennsylvania.

Bertahun-tahun ilmuwan mempelajari jantung dari sisi fisiologi dan mereka menganggapnya hanya sebagai mesin pompa darah, tak lebih tak kurang. Tapi, mulai abad 21 dan perkembangan pesat bidang pencangkokan jantung dan pembedahan jantung buatan, para peneliti mulai menyadari adanya fenomena aneh dan samar yang terjadi pada psikologis pasien setelah pencangkokan itu.

Banyak Peneliti percaya bahwa jantung memimpin otak dan setiap sel jantung memiliki memori. Prof. Gary dalam Nexus Magazine April 2005, berkata bahwa setiap kejadian yang dilakukan manusia tertulis di seluruh sel tubuh. Banyak peneliti juga yakin kalau sel-sel jantung menyimpan informasi.

Sekarang, para peneliti memastikan jantung dengan pengaturan harmonisnya mengendalikan seluruh tubuh. Hal yang dianggap sebagai metode menghubungkan semua sel saat darah mengalir ke setiap sel kemudian memberi makan tidak saja dengan oxygen tapi juga informasi. “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai Qalbu, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Al-‘A’raaf ayat 179).

Saudi Arabia, 14 Mei 2010, 02.40

0 komentar:

Posting Komentar